Muhammadiyah Beraksi Bersama Untuk Kemanusiaan di Turkiye dan Suriah

Dunia ini beragam dinamika dan peristiwa kehidupan. Ada suka cita bahagia dan tentu ada duka lara nestapa. Demikian pula dengan bencana yang senantiasa datang dan silih berganti diiringi dengan kepedihan, kesengsaraan dan kenestapaan. Indonesia dan negara-negara yang terletak di seputar Samudera Pasifik memang dikenal sebagai Ring of Fire, atau lingkaran api yang berbahaya, dimana bencana baik gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi dan sebagainya senantiasa mengancam, kapan pun. Namun disamping itu masih sangat banyak lokasi lain di belahan dunia ini yang juga menjadi area rawan bencana, termasuk di Asia Tengah.

Seperti yang kita ketahui dari berbagai media bahwa pada hari Senin 6 Februari 2023 Turki (Turkiye) dan Suriah (Syria) dilanda bencana alam gempa bumi yang begitu dahsyat. Gempa mengguncang Turki Kawasan Selatan dan Tenggara dengan magnitudo 7,8 skala Richter. Dampaknya sungguh sangat luar biasa. Selain korban jiwa begitu besar dengan puluhan ribu nyawa melayang, banyak bangunan gedung bertingkat yang roboh, ribuan bangunan berantakan dan fasilitas umum yang rusak parah. Warga Turki dan Suriah yang merasakannya menyatakan bencana ini bagaikan kiamat tiba karena begitu keras goncangannya dan teramat sangat parah dampaknya.

Kita dapat menyaksikan melalui berbagai media bagaimana gedung-gedung bertingkat di Turki runtuh dan roboh, rata dengan tanah, bak adegan dalam film-film yang berkisah tentang kiamat. Sementara di balik puing-puing reruntuhan bangunan itu masih banyak terkorban jiwa yang hingga kini masih dilakukan upaya pencarian dan evakuasi. Tim SAR dari berbagai negara pun berdatangan ke Turki.

Lokasi titik gempa barada di kawasan Karahmanmaraş, dengan kota Gaziantep yang terdampak. Hingga saat ini korban jiwa sudah mencapai 22 ribu orang. Banyak kisah pilu dan tragis atas peristiwa gempa tersebut. Ada bayi yang berhasil diselamatkan dari puing-puing reruntuhan sementara ibunya telah terbujur kaku tewas tertimpa bangunan yang roboh. Ada pula anak-anak yang berhasil diselamatkan walau sudah berhari-hari tertimbun reruntuhan gedung. Di lain tempat ada seorang ayah yang terus memegang tangan anaknya yang mengkin sudah tak bernyawa, sementara tubuh anaknya masih tertimbun puing.

Suriah pun tidak kalah parahnya terkena dampak. Ribuan jiwa menjadi korban dan puluhan ribu mengungsi. Untuk Suriah ini memang agak kurang terekspos dan terakses karena saluran menuju ke negara itu dalam tanda kutip masih dalam kondisi berbahaya karena diliputi suasana konflik bersenjata berkepanjangan. Sementara itu goncangan gempa juga terasakan di Lebanon dan sebagian Palestina.

AKSI KEMANUSIAAN MUHAMMADIYAH UNTUK GEMPA DI TURKIYE

Persyarikatan Muhammadiyah melalui sayap dakwah “Trisula”nya, yakni MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center), LAZISMU (Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah) dan MPKU (Majelis Pembina Kesehatan Umum) yang dengan semangat al-Maun dan PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) senantiasa tampil dalam berbagai peristiwa bencana, terutama di dalam negeri dan juga di luar negara. Muhammadiyah memang tidak hanya dikenal sebagai organisasi dakwah dan keagamaan, namun juga sebagai organisasi kemanusiaan.

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah setelah mendengar terjadinya gempa di Turki dan Suriah langsung melakukan Langkah dan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Yang pertama Persyarikatan Muhammadiyah melalui LAZISMU melakukan penggalangan dana kemanusiaan untuk Turki dan Suriah. Seruan penggalangan itu diintruksikan oleh LAZISMU PP Muhammadiyah kepada segenap Kantor LAZISMU baik tingkat Wilayah maupun Daerah serta Kantor Layanan untuk melakukan penghimpunan dana kemanusiaan, khususnya untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana gempa bumi di Turkiye dan Suriah.

Kedua, LAZISMU PP Muhammadiyah menyalurkan paket bantuan logistik dan obat-obatan melalui perwakilan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Turki di ibukota Ankara. PCIM Turki segera menggerakkan relawan Kantor Layanan Istimewa LAZISMU (KLIL) Turki yang sebagaian besar adalah para mahasiswa dan mahasiswi Indonesia yang sedang menempuh studi di negara itu. Sebenarnya para mahasiswa Indonesia yang berada di Turki Selatan dan Tenggara juga terdampak dan sebagai penyintas. Mereka mengungsi ke Masjid atau fasilitas umum di lokasi yang tidak begitu terdampak gempa.

Ketiga, menindaklanjuti permohonan bantuan dari Kedutaan Besar Turki di Jakarta untuk penanganan dampak gempa bumi yang terjadi di negara tersebut, Pemerintah Republik Indonesia segera melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait. Salah satunya adalah Persyarikatan Muhammadiyah yang telah memiliki unit Emergency Medical Team (EMT) berstandar dunia. Dengan adanya permintaan tersebut, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) segera menyiapkan EMT dengan dukungan logistik dan peralatan untuk diberangkatkan ke Turki.

Sebelum bertolak ke Turki Tim EMT Muhammadiyah menemui Menko PMK RI. Bertempat di Ruang Kerja Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI), EMT Muhammadiyah bertemu langsung dengan Menko PMK RI, Muhadjir Effendy. MDMC PP Muhammadiyah diwakili Mashuri Masyhuda, Koordinator EMT Response Turkey dr. Corona Rintawan beserta perwakilan EMT Donny Halim Mutiasa dan Muhammad Taufiq Ulinuha hadir dalam pertemuan itu pada Rabu (08/02/23). Tujuannya adalah untuk melaporkan kesiapan pemberangkatan EMT Muhammadiyah ke Turki. Persiapan Tim di Jakarta memang sudah dilakukan beberapa hari sebelum keberangkatan. Tidak hanya kesiapan personal, 5 ton logistik bantuan dan peralatan beserta perlengkapan menjadi fokus perhatian Tim.

Muhammadiyah memberangkatkan sebanyak 23 orang personil Relawan EMT MDMC untuk masa tugas selama dua pekan. Mereka berasal dari MDMC Jawa Timur, DIY, Jakarta, Jateng dan wilayah lainnya. LAZISMU Jawa Timur turut mendukung keberangkatan 7 orang Relawan MDMC Jatim ke Turki. Mereka adalah dr Corona Rintawan, Sp.EM., Suprayetno, Zakaria Ahmad, Novi Husnul, Agus Priyanto, Faruq Kusuma dan R. Fery Indrawan. Tim MDMC Jatim terdiri dari seorang dokter ditambah 5 orang tenaga perawat dengan spesialisasi penanganan medis darurat kebencanaan dari berbagai Rumah Sakit Muhammadiyah dan seorang untuk administrasi dan dokumentasi.

Pemberangkatan para Relawan EMT Muhammadiyah bersama dengan Tim Indonesia lainnya seperti Kemenkes, organisasi kedokteran, TNI-Polri, BNPB, Badan/Lembaga Pemerintah RI terkait beserta NGO, dilepas oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto dalam upacara pelepasan di Lapangan Udara (Lanud) Halim Perdana Kusuma Jakarta, 13 Maret 2023. Setelah upacara pelepasan Tim Indonesia langsung bertolak ke Turki menggunakan pesawat yang telah disediakan oleh Pemerintah RI.

Setiba di Turki, Tim Indonesia kemudian melanjutkan perjalanan dari bandara menuju ke lokasi bencana dengan kendaraan pengangkut, termasuk membawa barang logistik puluhan ton beratnya. Sampai di kawasan terdampak, yaitu Karahmanmaraş, Tim Relawan Republik Indonesia, termasuk EMT Muhammadiyah, segera mempersiapkan diri.

Setelah berkoordinasi dengan Pemerintah setempat dan pihak berwenang, Tim EMT Muhammadiyah bekerja mendirikan belasan tenda untuk tempat tinggal Tim dan tempat pelayanan Rumah Sakit Lapangan atau Emergency Medical Service. Sementara Tim Indonesia lainnya bekerja sesuai tugas dan fungsinya. Setelah semua siap maka layanan Medis Darurat atau Rumah Sakit Lapangan dari Tim Indonesia dibuka untuk melayani pemeriksaan Kesehatan, pengobatan dan Tindakan medis lainnya bagi warga Turki.

Kehadiran Tim Indonesia, khususnya EMT Muhammadiyah ini sangat dinantikan oleh warga Turki di Kawasan terdampak gempa. Selama proses persiapan di lapangan banyak warga Turki yang bergerombol dan menonton seakan menanti dengan segera kapan saat beroperasi RS Darurat tersebut. Antusiasme seperti ini menunjukkan bahwa aksi kemanusiaan dari Indonesia khususnya Muhammadiyah sangat dibutuhkan oleh masyarakat internasional.

Ketika RS Darurat Muhammadiyah di Turki tersebut dibuka langsung dipenuhi oleh warga yang mengantri. Mereka sebenarnya sudah menantikan pelayanan Emergency Medical atau Medis Darurat dari Tim Relawan Muhammadiyah sejak Tim tiba di lokasi. Namun saat itu Tim harus melakukan persiapan terlebih dahulu, mulai bongkar muat logistik dan peralatan plus perlengkapan, mendirikan tenda-tenda hingga berkoordinasi dengan Pemerintah lokal.

ADITIO YUDONO, Badan Pengurus LAZISMU Jawa Timur.

[divider]

[divider]

Mari dukung terus aksi Kemanusiaan Muhammadiyah baik di dalam negeri maupun luar negeri melalui LAZISMU dengan berdonasi yang terbaik. Salurkan donasi melalui rekening Lazismu Kebencanaan dan Kemanusiaan:

  • Bank Mu’amalat No. 7710015635 a/n LAZIS MUHAMMADIYAH JAWA TIMUR
  • Bank Syariah Indonesia BSI 9000002221 a/n LAZIS MUHAMMADIYAH JATIM HUMANITY

Mari beraksi untuk Sesama Bersama LAZISMU. Insya Allah apa yang kita lakukan bersama ini mendapat balasan setimpal dan ridho dari Allah SWT. Aamiin.

Scroll to Top