Call us: +6231-8437-191 : lazismu_jatim@yahoo.com| Senin , 25 September 2023
Breaking News
You are here: Home » Kesehatan » Bagaimana Peran Lembaga Filantropi Amil Zakat Dalam Pelayanan Ibu dan Bayi Baru Lahir? Workshop Sehari Ini Membahas Dengan Tuntas Solusinya

Bagaimana Peran Lembaga Filantropi Amil Zakat Dalam Pelayanan Ibu dan Bayi Baru Lahir? Workshop Sehari Ini Membahas Dengan Tuntas Solusinya

Negara kita merupakan salah satu negara dengan penduduk yang berpenghasilan menengah dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Indonesia telah membuat langkah yang signifikan untuk mencapai tujuan utama pembangunan, termasuk menurunkan angka kematian anak. Problematika kematian anak terutama bayi yang baru lahir menjadi momok bagi negara-negara berkembang.

Secara umum, satu ibu Indonesia dan tujuh bayi baru lahir meninggal karena penyebab yang dapat dicegah setiap jamnya. Bayi baru lahir dan bayi di Indonesia dapat mengalami mortalitas dan morbiditas akibat persalinan prematur, berat badan lahir rendah, asfiksia neonatorum, dan kelangkaan Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Ibu masih menderita dan meninggal karena penyebab yang dapat dicegah terkait dengan persalinan, seperti perdarahan pascasalin, tekanan darah tinggi, dan infeksi.

Berdasarkan latar belakang tersebut Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, didukung oleh USAID dan MOMENTUM menggelar Workshop sehari yang bertemakan Peran Organisasi Filantropi Dalam Pelayanan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Program Muhammadiyah – MPHD. Kegiatan dilaksanakan di Swiss Bel Inn Hotel, Kemayoran, Jakarta, hari Rabu, 15 Maret 2023. Workshop diikuti oleh lima LAZISMU tingkat Wilayah, utusan berbagai Kantor Layanan LAZISMU berbasis Rumah Sakit Muhammadiyah/Aisyiyah, baik di DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

Workshop ini mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran pembiayaan kesehatan ibu dan bayi baru lahir oleh pemerintah. Disamping itu juga memberikan gambaran peran organisasi filantropi dalam mendukung pelayanan kesehatan serta merumuskan peran yang dapat dilakukan bersama LAZISMU untuk mendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

Narasumber yang memberikan materi antara lain, dr. Ribkhi Amalia Putri, Sp.OG (Program Manager Muhammadiyah-MPHD), dr. Ibnu Naser Arrohimi, S.Ag, MMR (Dewan Pengawas BPJS), Ahmad Imam Mujadid Rais, M.IR dan Gunawan Hidayat (Ketua dan Sekretaris Badan Pengurus Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah atau LAZISMU – PP Muhammadiyah).

Sementara itu kesadaran dan perhatian anak bangsa ini terhadap kualitas kesehatan ibu dan bayi baru lahir di seluruh tanah air harus ditingkatkan, terutama pada masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Meskipun cakupan kesehatan universal pemerintah meningkat setiap tahun, masyarakat miskin masih menghadapi kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan yang layak. Hal ini menjadi peluang bagi organisasi sosial non-pemerintah (NGO) terutama Lembaga Filantropi Islam atau Lembaga Amil Zakat (LAZ) guna memainkan peran penting untuk memecahkan persoalan ini.

Lembaga filantropi terutama Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah institusi yang menawarkan kebaikan kepada banyak orang agar kehidupan dunia ini menjadi lebih baik. Kebaikan tersebut dapat berupa uang, tenaga, dan waktu untuk membantu sesama dalam berbagai bidang. Terutama, bidang sosial, bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan lainnya. Di Indonesia, contoh Lembaga Filantropi dan LAZ adalah LAZISMU, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), DD, RZ, Generation Foundation, The Nature Conservancy (TNC), HI, dan masih banyak lagi.

Jika dicermati lebih dalam, kematian ibu dan bayi baru lahir bukanlah masalah sektor kesehatan semata. Terdapat isu-isu lain yang turut berperan, misalnya permasalahan gender dan anak, pendidikan, isu sosial, dan lain sebagainya. Dengan permasalahan yang kompleks dan multidimensional itu, diperlukan aksi kebersamaan yang melibatkan komitmen jangka panjang dari berbagai pihak dan lapisan masyarakat. Kebersamaan dengan semangat gotong royong itu bisa diwujudkan dalam bentuk koalisi multi-pihak yang memiliki tujuan bersama.

Dukungan aksi kolektif multi-pihak dapat memfasilitasi kolaborasi dan mendorong inklusifitas semua aktor terkait, baik pemerintah, sektor swasta, filantropi, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat, dalam perencanaan, pengembangan, penerapan, dan pemantauan tujuan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir. Filantropi, sebagai sebuah sektor non-pemerintah dalam pembangunan, juga mempunyai andil. Fleksibilitas yang dimiliki sektor filantropi dapat menjadi modal utama untuk membantu penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir hingga ke berbagai daerah.

Sebagai organisasi filantropi, Muhammadiyah memiliki aturan penting dalam mengelola pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi semua pasien tanpa memandang agama dan status sosial ekonominya. LAZISMU adalah organisasi filantropi Muhammadiyah yang memberikan dana untuk kebutuhan sosial dan kesehatan berdasarkan kriteria Islam. LazisMu didirikan di semua rumah sakit Muhammadiyah, memberikan bantuan keuangan untuk pasien miskin tanpa asuransi kesehatan yang membutuhkan perawatan medis darurat, termasuk kasus ibu dan bayi yang mengancam jiwa.

Out put atau hasil dari Workshop ini diharapkan akan melahirkan solusi kebermanfaatan, diantaranya pertama, adanya kesepakatan program bersama antara MPKU dan LazisMu dalam pelayanan ibu dan bayi baru lahir. Yang kedua adanya program kerja dukungan untuk pelayanan ibu dan bayi baru lahir di LAZISMU Pusat, Wilayah, maupun kantor layanan LAZISMU (KLL).

Sementara itu dalam sambutannya Dr H Mohammad Agus Samsudin MM selaku Ketua MPKU PP Muhammadiyah mengatakan bahwa pada tahun-tahun awal berdirinya Muhammadiyah, kegiatan amal dalam bidang kesehatan adalah Balai Pengobatan. Pada masa kolonial itu Balai Pengobatan di bawah majelis Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) memberikan jasa layanan secara gratis terutama kepada masyarakat yang mayoritas tidak mampu dan berekonomi sangat rendah.

Jika menengok kondisi saat ini tentu berbeda dengan Muhammadiyah jaman era KH Ahmad Dahlan. Maka menurut Agus Samsudin perlu adanya keseimbangan dan antara semangat al-Maun yang peduli kepada sesama warga kurang mampu dan Fastabiqul Khairat dalam mengembangkan dan membesarkan Amal Usaha Kesehatan. Oleh sebab itu MPKU menggandeng LAZISMU dalam upaya memaksimalkan peran guna pelayanan ibu dan bayi yang baru lahir. Nah, workshop ini sangatlah penting guna memadukan dan mensinergikan hal tersebut (Adt).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*