Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada tanggal 28 November 2017 di Pacitan sungguh dahsyat. Selain terendam air dari hujan yang sangat deras banyak kawasan di desa-desa, tepatnya di lereng perbukitan tanahnya longsor. Tanh longsor itu menimbun pemukiman dan fasilitas umum. Jalan sebagai akses hubungan antar desa pun tak luput dari tanah longsor.
Hal yang memilukan ketika beberapa desa yang terisolir selama beberapa hari, penduduknya terpaksa tidak makan dan tidak dapat kemana-mana karena jalan satu-satunya penghubung dengan desa lain terkena longsor. BPBD dan instansi Pemerintah sudah berupaya mengatasi hal ini namun kewalahan karena banyaknya titik lokasi longsor di Pacitan.
Muhammadiyah beserta majelis, lembaga dan juga organisasi otonom turut serta bergerak membantu korban bencana di Pacitan, mulai dari bantuan evakuasi, penghimpunan logistik dan perlengkapan, pengerahan relawan, posko kesehatan hingga ke masa rehabilitasi.
Salah satu wujud aksi nyata di lapangan adalah pengerahan relawan Muhammadiyah (MDMC & Lazismu) ke titik-titik lokasi desa yang terkena longsor. Misi utamanya adalah membuka jalan akses desa tersebut. Para relawan Muhammadiyah yang berasal dari Situbondo, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Blitar, Probolinggo, dan Daerah lainnya bahu-membahu dan saling bekerje sama dengan penduduk desa guna membuka kembali jalan de-sa yang tertimbun tanah. Misi lainnya adalah member-sihkan rumah warga dan fasilitas umum, seperti Masjid, Langgar, Sekolah, Puskesmas dan Balai desa. (Adit).