Call us: +6231-8437-191 : lazismu_jatim@yahoo.com| Jumat , 19 April 2024
Breaking News
You are here: Home » Bencana & Kemanusiaan » Bersiaga Hadapi Bencana, MDMC-LLHPB-LAZISMU Jatim Berlatih Kesiapsiagaan Dapur Umum

Bersiaga Hadapi Bencana, MDMC-LLHPB-LAZISMU Jatim Berlatih Kesiapsiagaan Dapur Umum

Indonesia adalah Ring of Fire. Artinya, bencana alam senantiasa mengintai dan menghampiri tanah air tercinta. Entah itu banjir, gempa bumi, air bah, tsunami, angin puting beliung dan sebagainya. Menghadapi hal itu tentu diperlukan kesiapsiagaan ekstra, khususnya bagi warga yang tinggal di wilayah, daerah dan kawasan berpotensi terjadi bencana alam.

LAZISMU, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lembaga Lingkungan Hidup Penanggulangan Bencana (LLHPB) Aisyiyah Jawa Timur bersinergi dalam program edukasi kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Serangkaian aksi dan kegiatan telah dicanangkan, yang salah satunya adalah Diklat Manajemen Kebencanaan, Kesiapsiagaan Logistik dan Dapur Umum. Diklat dilaksanakan di gedung Aisyiyah Training Center (ATC) Purwosari Kabupaten Pasuruan, Sabtu 10/9/22.

Diklat Manajemen Kebencanaan, Kesiapsiagaan Logistik dan Dapur Umum tahap pertama ini diikuti oleh 40 orang peserta dari 7 Daerah di Jawa Timur. Mereka berasal dari Staf, Relawan dan Pimpinan LAZISMU, MDMC dan LLHPB Aisyiyah klaster kawasan Kabupaten dan Kota Pasuruan, Probolinggo dan Kota Batu.

Diklat singkat sehari ini hanya diisi dengan materi Penguatan Relawan Bencana, Manajemen Kebencanaan, Juknis Penggunaan Food Truck dan Praktik Memasak Dapur Umum berbasis Food Truck. Materi inti tentang Praktik Memasak di Dapur Umum dipilih karena hal ini sering dianggap remeh atau sepele oleh berbagai pihak, padahal dalam pengelolaannya membutuhkan kecermatan, ketelatenan dan kehati-hatian. Karena hal tersebut menyangkut apa yang dikonsumsi secara langsung oleh para penyintas dan relawan bencana.

Pada kesempatan ini didatangkan Kendara Saji Makanan atau Food Truck LAZISMU Jatim, yaitu kendaraan truk yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan memasak secara lengkap. Food truck ini secara mobile dapat berpindah-pindah tempat sesuai dengan kebutuhan. Ketika terjadi peristiwa kebencanaan Food Truck ini bisa digerakkan ke lokasi bencana dan melayani kegiatan Dapur Umum untuk kebutuhan makan para penyintas dan relawan.

Pada awal Diklat disampaikan sambutan-sambutan oleh Sekretaris LAZISMU Jatim Aditio Yudono dan Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur ibu Siti Dalilah Candrawati. Aditio Yudono menekankan pentingnya pembagian peran dan tugas kebencanaan antar Lembaga Penanggulangan Bencana di internal Muhammadiyah, sehingga ketika ada kegiatan penanganan atau penanggulangan bencana tidak terjadi timpang tindih tugas antar Relawan.

“Kita berharap agar kegiatan penanggulangan bencana di lapangan dapat berjalan dengan baik dan lancar, tentunya harus ada pembagian peran dan tugas antar Relawan dan antar masing-masing Lembaga Penanggulangan Bencana, khususnya di internal Muhammadiyah. Sehingga tidak terjadi Relawan hanya  grudak-gruduk pada saat penanganan terjadi bencana yang mengakibatkan adanya surplus relawan di lokasi. Banyak Relawan yang hanya menonton dan tidak tahu apa yang menjadi tugasnya dan bahkan apa yang harus dilakukannya.” ungkap Aditio dalam sambutannya.

“Oleh sebab itu mari kita atur bersama. LAZISMU bertugas hanya menghimpun dana dan bantuan untuk korban bencana. Tugas MDMC, selain mitigasi, juga yang senantiasa sigap dan bergerak pertama kali turun ke lapangan pada saat tanggap darurat bencana. LLHPB Aisyiyah bisa membantu MDMC pada masa pemulihan penyintas bencana dan menjaga ketersediaan logistik plus mengelola Dapur Umum. Sedangkan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Muhammadiyah melayani pos kesehatan dan medis.” jelas Aditio.

“Untuk AUM bisa mensupport dengan bantuan dana dan logistik. Ortom AMM bisa mengerahkan tenaga Relawan bantuan umum secara insidentil. Dengan demikian semua berjalan sesuai tupoksinya. Di lapangan tidak terjadi timpang tindih antar Relawan. Sehingga tugas penanggulangan bencana dapat berjalan dengan baik, rapi, teratur dan sesuai tujuan yang hendak dicapai” tambahnya.

Sementara itu ibu Siti Dalilah Candrawati Ketua PWA Jatim mengapresiasi kegiatan ini dan berharap agar sinergi antara LAZISMU, MDMC dan LLHPB Aisyiyah dapat terus berkelanjutan. Di Jawa Timur baru terdapat 7 Daerah Aisyiyah yang memiliki LLHPB. Padahal menurut dosen UIN Sunan Ampel ini potensi bencana ada di 38 daerah kabupaten kota se-Jatim. Ia berharap agar gerakan mulia ini dapat terus meluas dan berkesinambungan. Oleh sebab itu LAZISMU, MDMC dan LLHPB Aisyiyah harus selalu bekerja sama agar semakin tanggap dalam merespon terjadinya bencana alam di Jawa Timur.

Ibu Sumiati, Wakil Ketua PWA Jatim membidangi kebencanaan menyemangati peserta pelatihan dengan yel-yel penuh gelora. Ia mengajak para Relawan MDMC, LAZISMU dan LLHPB Aisyiyah terus bersemangat membantu sesama. Menurutnya Relawan itu pantang menyerah dan yang terpenting selalu bersemangat kapan saja ada bencana, siap bergerak dan digerakkan, katanya seraya meneriakkan yel-yel LAZISMU, MDMC dan LLHPB.

Agung Wijaya perwakilan MDMC Jawa Timur memberikan materi kelas tentang Manajemen Kebencanaan. Dalam materinya Agung menjelaskan ada 3 fase penanggulangan bencana, yaitu pra bencana, respon bencana dan pemulihan bencana. Ketiga fase inilah yang menjadi bidang garap bersama LAZISMU-MDMC-LLHPB.

Pada masa pra bencana, lanjut Agung, ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu mitigasi dan prepadness yaitu adanya rencana kontijensi atas resiko bencana. Ketika merespon terjadinya bencana ada fase atau tahapan yang harus dilakukan seperti siaga bencana, tanggap bencana dan transisi bencana, dengan standar pelayanan minimal respon.

Sedangkan pada masa pemulihan terdapat pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi (pemukiman, infrastruktur, sosial dan ekonomi), yang hal itu harus dilakukan oleh lintas sektoral yaitu Pemerintah, Lembaga Penanggulangan Bencana, NGO/LSM, Swasta, Ormas dan masyarakat luas.

Setelah materi manajemen kebencanaan dan diskusi tanya jawab disusul dengan materi juknis (petunjuk teknis) tentang penggunaan Food Truck oleh Anggota BP LAZISMU Jatim membidangi kebencanaan; Achmad Saifu (Mamak). Mamak menjelaskan food truck yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan memasak yang dibutuhkan oleh tim Dapur Umum. Tugas pokok Food Truck ini adalah sebagai sarana untuk mendukung kegiatan Dapur Umum ketika terjadi bencana alam di suatu daerah atau kawasan.

Mamak menjelaskan bahwa kendaraan saji makanan ini adalah hasil modifikasi yang dilakukan oleh LAZISMU merubah truk box menjadi food truck. Selain dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan masak secara komplit termasuk bahan bakar gas, food truck ini juga membawa genset kecil. Bahkan Mamak merencanakan memasang panel listrik tenaga surya agar ketika terjadi ketiadaan bahan bakar maka panel surya ini bisa menggantikan genset.

Setelah mendapatkan petunjuk tentang kendara saji makanan, peserta pelatihan dibagi menjadi tiga kelompom untuk ditugasi simulasi dan praktik memasak hidangan makanan berbasis food truck dalam tempo hanya satu jam saja. Maka dengan sigap para peserta pun segera melaksanakan tugasnya masing-masing. Ada yang memasak nasi, sayur, menggoreng lauk-pauk hingga menyediakan minuman hangat.

RendangMu dan kornetMu produk Qurban Kemasan LAZISMU serta Mie Helti turut menjadi lauk spesial. Tak lupa daging iga beku sisa Qurban juga diproses menjadi sup istimewa. Semuanya adalah khas produk Dapur Umum, maka urusan mengisi perut yang harus diutamakan, soal rasa itu belakangan, demikian kata salah seorang peserta. Kendala dan hambatan yang terjadi harus diatasi secara bersama dalam waktu yang secepat-cepatnya.

Tepat Pukul 13.00 WIB semua masakan sudah tersaji dan siap santap. Kali ini yang mengkonsumsi makanan dan minuman hasil Dapur Umum bukan penyintas bencana. Hidangan yang tersedia akhirnya disantap bersama oleh para peserta pelatihan dan juga beberapa warga di sekitar gedung ATC Purwosari. Semua tampak riang gembira dan beberapa peserta tampak membahas dan mengevaluasi hasil masakan. Sisa hidangan yang masih tersedia banyak pun bisa dibungkus untuk dibawa pulang. Alhamdulillah, semoga barokah.

Aditio Yudono Sekretaris LAZISMU Jatim menambahkan Diklat ini masih akan berlanjut ke klaster kawasan lainnya di Jatim, seperti kawasan Selatan yang terdiri dari Tulungagung, Pacitan, Blitar, Trenggalek dan Ponorogo dan kawasan timur seperti Jember, Banyuwangi Bondowoso dan Situbondo.

Dari Diklat ini diharapkan terjadi peningkatan sinergitas dalam hal kesiapsiagaan kebencanaan antara LAZISMU, MDMC dan LLHPB Aisyiyah. Yang terutama adalah pembagian peran dan tugas masing-masing dalam menghadapi peristiwa bencana di berbagai daerah di Jawa Timur pada khususnya dan di tanah air pada umumnya.

Dengan adanya pembagian peran dan tugas serta kesigapan bersama di lapangan maka aksi pertolongan terhadap penyintas bencana dapat berjalan dengan baik dan lancar. Maka MDMC sebagai salah satu sayap Muhammadiyah yang telah dikenal sebagai NGO (Non Goverment Organization) berkelas dunia dapat semakin memberikan nilai kebermanfaatan yang luar biasa bagi ummat manusia. (Ddt).

KALAU BUKAN KITA, SIAPA LAGI YANG AKAN PEDULI ?

Rekening Lazismu Kebencanaan dan Kemanusiaan

  • Bank Mu’amalat No. 7710015635 a/n LAZIS MUHAMMADIYAH JAWA TIMUR
  • Bank Syariah Indonesia BSI 9000002221 a/n LAZIS MUHAMMADIYAH JATIM HUMANITY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*