Drh Zainul Muslimin Ketua LAZISMU wilayah Jatim mengajak semua unsur pimpinan Universitas Muhammadiyah se Jawa Timur menggalang dana guna membantu penyelesaian pembangunan masjid di Sraten. Hal itu dinyatakan ketika LAZISMU Jatim datang ke desa Sraten guna memberikan bantuan dan santunan di Masjid at-Taqwa, Cluring Banyuwangi, Senin Sore (18/04/2022). Bantuan dan santunan uang dan sembako diberikan kepada 10 orang korban pemukulan dan 50 warga terdampak aksi insiden penolakan pembangunan Masjid Muhammadiyah Sraten.
Sebagaimana dilansir pwmu.co, Zainul Muslimin dalam tausiyah acara tersebut diatas menegaskan bahwa, pertama aset Persyarikatan Muhammadiyah harus diamankan supaya tidak diserobot dan dirusak orang.
“Mari kita jaga dan amankan aset Persyarikatan supaya tidak diserobot dan dirusak orang yang membenci Muhammadiyah. Mari seluruh pimpinan” ajak Zainul yang juga Badan Pengurus Harian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Kedua Muhammadiyah harus menguatkan program ketahanan pangan dengan inovasi sosial.
“Selain itu mari kita kuatkan program ketahanan pangan berkelanjutan. Dengan program berinovasi sosial itu LAZISMU siap membantu sesama yang membutuhkan. Jumlah zakat fitrah, uang dan hewan kurban yang besar harus dikelola dengan baik supaya tersalurkan secara efektif, efisien dan tepat guna” tegas Zainul.
“LAZISMU Jatim memilih cara menyimpan daging qurban yang dikemas dalam bentuk makanan olahan. Sejak tahun 2018 LAZISMU Jawa Timur mengolah daging berupa kornet dan rendang siap santap agar daging tidak habis dalam tempo satu dua hari waktu Idul Adha. Daging olahan jadi tahan lama dan cukup praktis disalurkan masyarakat dan daerah bencana. Tinggal buka kemasannya dan makan saja,” ujar Zainul.
LAZISMU Jawa Timur, kata Zainul, memiliki stok daging sapi qurban sebanyak 3 ton yang mencukupi hingga kurban yang akan datang. Kesulitannya belum memiliki cold storages yang memadai.
“Seandainya semua Pimpinan Daerah Muhammadiyah juga serahkan qurban dengan cara LAZISMU ini, pastilah kita memiliki lebih banyak lagi stok daging yang bisa kita olah. Sayangnya justru kesempatan ini diambil oleh warga diluar Muhammadiyah,” ujar Zainul yang juga Ketua PDM Sidoarjo.
“Kita harus bisa membaca peluang dalam pengolahan daging qurban sesuai dengan fatwa tarjih terbaru, termasuk pembagian hasil kepada petugas. Yang terbaru kita olah daging menjadi abon selanjutnya kita akan membuat sosis.” tambahnya.
“Janganlah kita hanya mengatakan perekonomian Indonesia dikuasai oleh asing dan aseng. Namun kita enggan keluar dari zona miskin. Hal itu dibuktikan dengan adanya demo saat penentuan UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota). Setelah demo berdarah-darah, yang kita perjuangkan hanya yang minimum dan yang kita dapatkan ya segitu. Jadi jangan betah menjadi miskin.” tandas Zainul.
Ketiga, Zainul berharap agar segenap unsur di Persyarikatan Muhammadiyah memaksimalkan teknologi informasi dan medsos. Mengenalkan dan menjual prestasi Muhammadiyah guna meningkatkan kiprah dakwah dan sosial.
“Melalui sosial media kita bisa menjaring donatur lebih banyak lagi. Ini dibuktikan dengan besarnya jumlah donatur untuk bencana Semeru yang diperoleh PDM Lumajang yang notabene warga Muhammadiyahnya dan daerahnya lebih kecil dibandingkan daerah Lamongan. Kekuatan komunikasi melalui sosial media menjadi kunci sukses PDM Lumajang,” ujarnya.
Contoh lainnya, lewat kekuatan media sosial, Ustadz Adi Hidayat (UAH) mampu menghimpun dana sebesar Rp 3 triliun untuk bencana Semeru.
“Kita harus mengubah mindset agar kita siap menghadapi tantangan jaman. Apabila kita belum bisa berpikir secara global, minimal kita berpikir secara nasional. Sehingga kita bisa survive dalam kondisi apapun,” tutur Zainul Muslimin memungkasi tausiyahnya. (Ad)