Call us: +6231-8437-191 : lazismu_jatim@yahoo.com| Jumat , 22 September 2023
Breaking News
You are here: Home » Ekonomi » Fenomena Bank Thithil di Masyarakat Perlu Menjadi Perhatian Kita Semua

Fenomena Bank Thithil di Masyarakat Perlu Menjadi Perhatian Kita Semua

Pada Diklat Bankziska LAZISMU Angkatan VI dan VII bulan Juli 2023 fenomena Bank Thithil yang ada di masyarakat, baik pedesaan maupun perkotaan menjadi perhatian para insan pegiat Anti Riba yang menjadi peserta pelatihan. Keberadaan Bank Thithil seolah telah menjadi bagian dari gaya hidup usaha mikro dan kecil yang tersebar di pasar, perkampungan maupun pusat-pusat keramaian.

Diklat BankZiska bertujuan memberikan pengarahan dan pendampingan bagi kantor LAZISMU Daerah yang akan menjalankan program BankZiska, skema pembiayaan Qardul Hasan yang dimodifikasi LAZISMU Jatim menjadi Unit Pemberdaya bebas Riba terintegrasi. Kantor LAZISMU Daerah Bojonegoro, Pacitan dan Kota Batu hadir berpartisipasi sebagai peserta pelatihan.

Diklat bertempat di Kantor Utama Bankziska LAZISMU Jawa Timur, di desa Jabung, kabupaten Ponorogo pada hari Rabu sampai Jumat 5-7 Juli 2023 dan 12-15 Juli 2023 dapat berjalan dengan baik dan lancar. Serangkaian materi diberikan mulai dari prosedur administrasi hingga operasional. Namun ada satu materi yang menarik bagi peserta yaitu materi Bank Thihtil. Materi Bank Thihtil disampaikan secara langsung oleh Faruq Ahmad Futaqi Manajer Operasional BankZiska LAZISMU Jawa Timur.

Menurut Faruq materi Bank Tthithil menjadi sangat penting dan menarik untuk dibahas, mengingat lahirnya BankZiska LAZISMU berawal dari fenomena bank thithil yang merajalela di masyarakat kecil dengan sistem bunga yang mencekik leher. BankZiska LAZISMU ingin masyarakat kecil sedikit demi sedikit menghindari Bank Thithil hingga menjauhinya sama sekali. Istilah yang disampaikan oleh Faruq, “Bankziska head to head nya dengan Bank Thithil”.

Ketika akan melawan Bank Thithil maka diperlukan pemahaman yang mendalam terkait rival yang akan dihadapi. Oleh sebab itu peserta pelatihan diberikan bekal terkait sejarah rentenir Bank Thithil, pola dan cara kerjanya, serta dampak yang ditimbulkan ketika masyarakat telah terjerat olehnya.

Bank Thithil bukanlah bank sebagaimana pemahaman umum . Namun penggunaan kata “Bank” hanya istilah yang berkembang di masyarakat sebagai alternatif dari usaha meminjam uang dengan sistem bunga yang tinggi berjangka pendek. Sementara penamaan “Thithil” karena dalam sistem pembayarannya menggunakan kertas yang dithithili (Jawa red., disobeki) setiap kali bayar.

Beragam istilah unik Bank Thithil di masing-masing daerah. Ada yang disebut bank cret, bank plecit, bank emok atau pelepas uang. Cara kerja Bank Thithil beragam, yaitu harian, mingguan, pasaran atau setiap 35 hari sekali sesuai hitungan pasar, dengan target para pedagang pasar, pelaku usaha mikro kecil, dan masyarakat dengan ekonomi lemah.

“Fenomena Bank Thithil di masyarakat perlu menjadi perhatian kita semua. Bank Thithil sudah mengakar di masyarakat dan menjadi bagian dari kehidupannya” kata Faruq ketika menyampaikan materi.

“Fakta menarik meskipun Bank Thithil menjerat masyarakat dengan sistem bunga tinggi dan resiko intimidasi, namun terdapat kelebihan Bank Thihil yang perlu diadopsi oleh program BankZiska, yaitu “excellent service”. Upaya dengan memberikan pelayanan prima dana mudah cair. Ketika dana cair akan diantar dan ketika melakukan tagihan akan dikunjungi, serta selalu menjaga hubungan baik guna menciptakan loyalitas peminjam dana,” ujar Faruq.

“Adanya materi Bank Thithil diharapkan menjadi gambaran dan wasasan bagi peserta Diklat untuk mempersiapkan “Amunisi Tempur”nya melalui program BankZiska yaitu gerakan dan upaya pembebasan masyarakat dari jeratan riba dan rentenir,” pungkasnya di gedung Kantor Utama BankZiska, desa Jabung, Ponorogo. (Ddt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*