Sebagaimana kita ketahui bahwa stunting adalah kekurangan gizi pada anak di bawah usia lima tahun (balita) yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Stunting merupakan keadaan tubuh anak yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi menurut World Health Organization (WHO).
Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, dari janin hingga usia 24 bulan. Stunting merupakan kekurangan gizi pada anak di bawah usia lima tahun (balita) yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Stunting (pendek) juga bisa dikatakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.Tubuh anak Stunting sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi menurut World Health Organization (WHO).
Kondisi ini menyebabkan perkembangan otak dan fisik terhambat, rentan terhadap penyakit, sulit berprestasi, dan saat dewasa mudah menderita obesitas sehingga berisiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan penyakit tidak menular lainnya.
Penyebab utama stunting karena terjadinya kekurangan gizi kronis atau menahum sejak ibu mulai mengandung hingga anak berusia 2 tahun. Perlu diketahui bahwa 80% pembentukan otak terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan anak. Stunting sangat berbahaya karena menyebabkan penurunan fungsi kognitif (kecerdasan), menghambat perkembangan fisik tubuh dan menimbulkan resiko penyakit degeneratif pada saat anak dewasa kelak.
Lalu bagaimana kita bisa mencegahnya ? Pertama yaitu pola asuh yang benar terhadap anak, meliputi : pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sejak sebelum kehamilan, IMD (Inisiasi Menyusui Dini), ASI eksklusif slama 6 bulan, melanjutkan menyusui sampai 2 tahun dan MPASI yang tepat disertai imunisasi dan Posyandu. Yang kedua adalah pola makan yaitu pemberian makanan dengan gizi yang seimbang. Ketiga adalah sanitasi yang tepat seperti, ketersediaan air bersih, mencuci tangan pakai sabun dan ketersediaan jamban yang bersih dan sehat.
Permasalahannya di provinsi Jawa Timur angka stunting diatas 20% dan itu merupakan angka yang tinggi. Untuk membantu pemerintah dalam menyukseskan gerakan zero stunting ini, Lazismu sebagai LAZ yang peduli terhadap perempuan dan anak turut serta berperan aktif guna memasifkan gerakan penurunan dan pencegahan stunting, terutama di provinsi Jawa Timur ini.
Menanggapi hal itu Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) hadir untuk turut serta menangani permasalahan tersebut. LAZISMU terutama wilayah Jawa Timur menggandeng Nasyiatul A’isyiyah, salah satu Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah dan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya. Ketiga Lembaga dan institusi ini tergerak hati untuk turut serta menangani permasalahan tersebut.
Dalam bidang Kesehatan sendiri LAZISMU mempunyai sebuah program dinamakan TIMBANG (Tingkatkan Gizi Seimbang). Yaitu program pilar kesehatan LAZISMU yang ditekankan pada pencegahan gizi buruk anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
Tujuan dari program TIMBANG Stunting ini untuk mewujudkan generasi bangsa dengan pertumbuhan yang baik, sehat dan cerdas. Selain itu juga sebagai perwujudan dan kepedulian terhadap tumbuh kembang anak, terutama untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di Jawa Timur.
Langkah pertama LAZISMU dan Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiah) selama 2 bulan pada pertengahan tahun 2021 terjun ke masyarakat guna memberikan penyuluhan Gizi kepada ibu-ibu muda dengan anak Balita Stunting di empat daerah, yaitu Kabupaten Kediri, Ngawi, Lamongan dan Kota Surabaya. Selain menghadirkan ibu-ibu dengan Balita Stunting pada acara penyuluhan, tim TIMBANG Stunting juga melakukan Blusukan, door to door, hingga gang-gang kecil dan sempit di perkampungan padat penduduk, terutama di Surabaya Timur dan Utara, guna menemui ibu-ibu dengan Balita Stunting.
Langkah selanjutnya selain memberikan penyuluhan kesehatan dan edukasi tentang tumbuh kembang anak terhadap ibu-ibu muda dengan Balita Stunting. Edukasi tidak hanya menyangkut tumbuh kembang jasmani Balita namun juga perkembangan rohani (religi) sangat penting guna membentuk generasi yang sehati lahir dan batin.
LAZISMU juga memberikan makanan tambahan penunjang gizi dan nutrisi, seperti telur, susu, kacang hijau/kedelai, buah, biskuit, daging olahan (kornet/rendang dalam kaleng). Vitamin khusus diberikan untuk Balita Stunting dengan kondisi yang parah. Untuk pedoman para kader Nasyiah dalam mendampingi ibu-ibu Balita Stunting di lapangan, diterbitkan buku saku tanggap stunting.
Bersama Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya LAZISMU mendukung kegiatan berupa deteksi, pengukuran berat badan, tinggi balita dan pemeriksaan terhadap balita stunting. Selanjutnya dilakukan pengobatan secara terbatas pada temuan anak sakit saat pemeriksaan status gizi anak usia balita. Guna memudahkan pelaksanaan kegiatan dan dukungan data juga dilakukan koordinasi dengan Puskesmas setempat.
Tim TIMBANG Stunting senantiasa memberikan dukungan dan keyakinan kepada para ibu bahwa stunting itu bukan suatu penyakit berat atau membahayakan. Stunting hanyalah sebagai akibat dari kekurangan gizi anak yang berdampak pada pertumbuhannya. Kemungkinan hal itu terjadi karena ketidak tahuan para ibu bagaimana memberikan asupan gizi yang baik kepada anaknya. Sehingga tim TIMBANG Stunting dengan sepenuh hati meyakinkan para ibu agar tidak perlu takut terhadap hal ini selama tumbuh kembang anak Balita masih bisa ditangani.
Kebanyakan anak-anak Balita Stunting berasal dari keluarga kurang mampu dengan tingkat ekonomi ke bawah. Butuh komitmen semua pihak untuk mengatasi permasalahan ini. Tentu bersama LAZISMU program penanganan stunting ini akan terus berlanjut. Dana zakat infaq dan sedekah yang dihimpun dari ummat Islam dan masyarakat luas akan menjadi kekuatan penunjangnya. Hal itu sudah menjadi kewajiban bersama segenap kalangan masyarakat untuk menjadikan generasi di negeri ini tumbuh sehat, kuat dan cerdas, baik jasmani maupun rohani. (Aditio Yudono).