Pendidikan merupakan hal terpenting bagi seorang anak. Tak terkecuali bagi Maulidia, seorang gadis remaja yang menyandang kebutuhan khusus. Walau dalam keterbatasan ia tetap semangat dalam belajar.
Liadia, panggilan akrabnya, tercacat sebagia siswi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Idayu Sawojajar Ko-ta Malang. Untuk berangkat kesekolah ia harus me-nempuh jarak yang cukup jauh, dengan 2 kali naik angkot. Terkadang ia harus jalan kaki kurang lebih selama 2 jam menuju ke sekolahnya. Meskipun demikian sang ibu (Ida) terus mendampingi dan menyemangati anaknya untuk tetap bersekolah. Kondisi Lidia yang berkebutuhan khusus tak membuat bu Ida patah semangat untuk mendidik Lidia dan menyayanginya seperti anak-anak lainnya.
Ibu Ida merupakan janda dengan 3 orang anak, salah satunya adalah Maulidia. Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari bu Ida bekerja sebagai buruh masak di salah satu warung makan di kawasan Sawojajar. Ia bekerja dari siang hingga jam 10 malam dengan upah Rp. 700 ribu perbulannya. Guna menambah penghasilan bu Ida berusaha dengan membuat kue atau jajanan bermodal seadanya untuk dititipkan di warung-warung dan di pasar. Meskipun hasilnya kurang dari kata cukup bu Ida terus berusaha agar ia bisa memenuhi kebutuhan hidup dan pendidikan anak-anaknya.
“Selama kita mau berusaha pasti ada jalan, saya tiidak mau menjadi pengemis mbak, biarpun saya hidup di jalanan, tidur di gerobak, mandi dan mencuci baju, menumpang di pasar atau di sungai, alhamdulillah saya dan anak-anak saya masih bisa makan, masih bisa mengusahakan anak-anak agar tetap bersekolah,” jelas bu Ida.
Hidup di jalanan pernah ia alami selama 11 tahun. Dengan mengandalkan sebuah gerobak, ia bekerja sebagai pemulung di daerah pasar Cobran Kota Malang. Tidur di emperan toko sudah menjadi hal biasa bagi bu Ida dan anaknya. Saat ini bu Ida dan ketiga anaknya tinggal di sebuah rumah milik saudaranya di dekat pasar Sawojajar Kota Malang, dengan membayar sewa kontrak semampunya.
Meskipun dengan keadaan yang serba kekurangan, bu Ida tetap bertekad kuat untuk bisa menyekolahkan anaknya. Bu ida selalu giat mencari informasi untuk mendapat beasiswa bagi anak-anaknya, dengan harapan jangan sampai nasib anaknya kelak sama seperi yang dia alami saat ini. Semangat itulah yang membuat bu Ida dan Lidia bertemu dengan Lazismu Kabupaten Malang. Lazismu Kab. Malang merasa terpanggil untuk selalu mengambil peran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, khususnya di Malang Raya. Lazismu bertekad agar jangan sampai anak-anak yang punya semangat dalam bersekolah putus di tengah jalan.
Alhamdulillah, Lidia menjadi kini menjadi salah satu siswi penerima beasiswa pendidikan S.O.S (Save our School) Lazismu Kabupaten Malang. Beasiswa ini rutin diberikan setiap semester sekali. Program yang telah 1 tahun berjalan ini, insyaa Allah akan terus berlanjut diberikan hingga Lidia lulus dari SLB indayu Sawojajar Kota Malang. “Allah selalu memberi jalan bagi hambaNya yang giat berusaha dan berdo’a,” ungkap bu Ida dengan penuh haru kepada Lazismu. (Sigi/Zie.Lazismu.mlg).