Rasa cemas, takut dan sedih anak-anak di Pacitan paska bencana yang melanda beberapa waktu yang lalu masih tersirat di wajah polos mereka. Gambaran itulah yang tertangkap oleh tim Trauma Healing Kantor Layanan Lazismu (KLL) Umsida, ketika melakukan pendampingan di lokasi banjir dan longsor.
Sebagai bentuk kepedulian, KL Lazismu Umsida menerjunkan tim Trauma Healing yang berasal dari Fakultas Psikolog Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, untuk pendampingan di lokasi bencana. Tim yang melibatkan 45 relawan dari mahasiwa dan dosen pendamping ini memberikan pendampingan psikososial kepada anak anak korban banjir dan longsor di Pacitan mulai awal Desember 2017 sampai dengan akhir Februari 2018.
“Trauma Healing suatu tindakan terencana untuk mengubah perilaku yang muncul akibat trauma dan kembali pada perilaku yang lebih sehat dan produktif, terapi piskologi berguna untuk menanggulangi trauma pasca bencana karena setiap suatu perubahan mendadak yang dihadapi manusia akan menghasilkan respon yang berbeda. Jika respon tersebut mengakibatkan trauma maka akan berpengaruh pada perilaku individu. Seperti tidak mau keluar rumah atau tidak mau di dalam rumah hal ini dikarenakan ketakutan ketakutan yang tidak masuk akal, hanya dikarenakan pengalaman-pengalaman sebelumnya yang pernah dialami. Biasanya setelah terjadi bencana alam baik gempa,banjir, gunung meletus maupun bencana alam lainnya akan berdampak buruk pada psikologis seseorang terlebih pada anak-anak, dampak psikologis yang juga dapat ditimbulkan adalah depresi atau tekanan jiwa yang akan sulit hilang dalam waktu singkat dan akan terus membekas seumur hidup terutama pada anak-anak. Untuk itu peran psikolog sangat dibutuhkan demi menormalkan kembali kejiwaaannya terutama pada anak-anak yang memang kondisi kejiwaannya masih sangat rentan, agar kembali normal hingga tidak mengalami traumatik yang berkepanjangan,” jelas Lely Ika Maryati, M.Psi, Psikolog, Pendamping tim Trauma Healing KL Lazismu Umsida, awal Maret 2018 lalu di kampus UMsida.
“Kita berharap dengan adanya program pendampingan psikososial tersebut, anak-anak penyitas banjir dan longsor di Pacitan tidak akan mengalami trauma yang berkepanjangan, dapat menjalani kehidupannya seperti sediakala dengan gembira,” demikian harapan Ketua Tim yang juga penulis rublik Konsultasi Majalah Matan.
Dalam kasus pendampingan anak-anak di Pacitan, beberapa ada yang mengalami trauma berat. Untuk metode pendampingan tim realawan menggunakan terapi Seft Terapy yaitu Spritual Emosional Fokus Terapi, untuk menghilangkan beban beban kecemasan kekuatiran sehingga anak anak merasa iklas menerima kejadian bencana ini sebagai ketentuan Allah dan lebih
siap untuk menerima keadaan, kembali semangat menjalai aktivitas belajar dan kegiatan sehari hari.
Terapi ini dilakukan untuk mengembalikan keyakinan akan potensi mereka saat berhadapandengan perubahan alam. Dengan teknik bermain, menggambar, bercerita dan bernyanyi. Sehinggaanak anak tetap menjalankan aktifitas sehari hari dengan baik seperti belajar ke sekolah, apa yang harusdilakukan saat hujan datang sehari penuh dan ketika ada longsor.
Beberapa sekolah yang mendapatkan program pendampingan antara lain PAUD Desa Wonoanti, PG & TK Mutiara Bangsa, MI Muhammadiyah Wonoanti III, MI Muhammadiyah Jetis, SDN Sirnoboyo, SDN Kembang-Pacitan 1, SMP Negeri I Nawangan, , MTs Muhammadiyah Nawangan, MTs Muhammadiyah Pakis Baru, MTs Muhammadiyah Penggung, SMA Muhammadiyah Pacitan, Ploso-Pacitan dan SMK Negeri 2 Pacitan.
Selain pendampingan yang dilakukan untuk anak anak dibeberapa sekolah tim KL Lazismu Umsida juga memberikan Pelatihan Piskososial/Trauma Healing kepada relawan lokal yang diinisiasi oleh Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Pacitan, tanggal 14 Januari 2018, dengan Pemateri Eko Hardi Ansyah, M.Psi, Pyskolog, Dekan Fakultas Pyskologi UMSIDA.
Dana sebesar Rp. 17.850.000,- dikucurkan KL Lazismu Umsida untuk tim Trauma Healing dalam Program Pendampingan korban banjir dan longsor di Pacitan, Jawa Timur. Semoga Allah membalas para donatur yang sudah menyalurkan ZIS nya melalui lembaga zakat KL Lazismu Umsida. Aamiin. (KLL-Umsida)