Kondisi memprihatinkan tampak ketika Lazismu Jember mendatangi rumah pasutri Suwarno (37 tahun) dan Nurkalimah (34 tahun) di desa Ma-yangan Kecamatan Gumukmas, (15/01/2020). Terlihat seorang anak dalam dekapan Nurkalimah.
Badannya kurus hanya tinggal tulang dengan kulit. Namanya Yoga Saputro, usianya 8 tahun. Berat badannya hanya 5 kilogram. Alhasil di saat anak-anak seusianya bisa bermain riang kemana saja, Yoga hanya bisa terbaring lemas tak berdaya. Mulutnya menganga, matanya tak mampu melihat dengan sempurna. Bahkan untuk makan, Yoga hanya bisa disuapi bubur dan susu.
Nurkalimah menuturkan bahwa Yoga memang terlihat tidak normal sejak persalinannya 8 tahun yang lalu. “Yoga waktu lahir tidak langsung menangis seperti bayi biasanya, tapi harus menunggu lama baru menangis,” tuturnya dengan mata sendu.
Ketika usia Yoga menginjak 18 bulan, tiba-tiba ia terserang batuk yang tidak kunjung henti. Ia pun dibawa ke dokter. Nurkalimah dan Suwarno sempat shock ketika dokter menjelaskan keadaan Yoga yang sudah parah. Penyakitnya sudah menyerang otak dan sarafnya. Saat dikonfirmasi apa nama penyakitnya, Nurkalimah mengaku lupa.
Sementara itu, Suwarno sehari-hari hanya bekerja sebagai buruh tani dan pekerja serabutan dengan penghasilan Rp. 35 ribu per hari. Ia mengaku kesulitan untuk menyembuhkan putra semata wayangnya itu. Suwarno pun hanya bisa membawa ke dukun pijat alih-alih dibawa ke rumah sakit atau dokter spesialis. “Biayanya mahal, saya tidak tidak mampu,” terangnya.