Dinamika dan pergolakan di Timur Tengah senantiasa mendapatkan perhatian dari bangsa Indonesia, tak terkecuali Palestina. Seperti kita ketahui, Palestina adalah bangsa yang terjajah dan tertindas oleh Zionis Israel. Semenjak berakhirnya perang di Timur Tengah tahun 1960-an dan berbagai peperangan serta pergolakan senjata, penyelesaian masalah Palestina seperti tak ada henti-hentinya. Berbagai perundingan dan upaya perdamaian selalu gagal oleh kesombongan dan kecongkakan Israel. Israel senanatiasa menambah wilayah kekuasaannya dengan mencaplok pemukiman warga Palestina sekaligus mengusir penghuninya.
Berbagai penderitaan dialami oleh bangsa Palestina oleh kaum Zionis, mulai dari pencaplokan wilayah, pengusiran, penyekatan, pembangunan tembok pembatas atau blokade, perampasan harta benda, penganiayaan, penyerangan hingga pembunuhan. Kebiadaban Zionis Israel ditunjukkan dengan serta merta dan tanpa belas kasihan dan perikemanusiaan terhadap bangsa Palestina.
Perjuangan bangsa Palestina pun terus dilakukan baik, di dalam negeri maupun di luar tanah air mereka, melalui kelompok dan organisasi perlawanan. Perjuangan bersenjata dan diplomasi dilakukan sebagai upaya untuk memperjuangan kemerdekaan dan kebabasan bangsa Palestina dari kungkungan Zionis, baik secara dejure maupun defacto. Indonesia sebagai bangsa yang pernah terjajah oleh kolonialisme turut senasib dan sependeritaan terhadap bangsa Palestina.
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi dakwah Islam yang lahir jauh sebelum proklamasi Republik Indonesia dan menyertai perjalanan bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan, turut merasakan beratnya perjuangan rakyat Palestina. Selama lebih dari 70 tahun telah tumpah darah para Syuhada bangsa Palestina di negeri tanah para Nabi itu.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir pernah menyatakan dalam sebuah kegiatan Persyarikatan di Jakarta bahwa pembelaan Muhammadiyah terhadap Palestina memiliki nafas yang sama dengan perjuangan rakyat Indonesia sebagai bangsa yang pernah dijajah begitu lama, dan mengalami penderitaan yang begitu panjang. Menurut Haedar Muhammadiyah turut mengapresiasi langkah pemerintah Republik Indonesia yang telah bersikap tegas terhadap zionis Israel. Selain itu Muhammadiyah tidak tinggal diam, dukungan dan bantuan terus dilakukan.
Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU), sebagai salah satu bagian penting Persyarikatan mempunyai kewajiban dalam mendukung Gerakan Dakwah dan Perdamaian Muhammadiyah di kancah internasional. Sebagai sayap al-Ma’un abad ke-21 ini LAZISMU senantiasa hadir dalam pergumulan aktifitas filantropi global berupa aksi-aksi kebencanaan dan kemanusiaan antar bangsa, mulai dari bencana di Nepal, tragedi Rohingya di Myanmar, bencana alam di Philipina dan sebagainya. LAZISMU pun turut serta berpartisipasi membantu mengurangi beban penderitaan rakyat Palestina. Sebagai perwujudan peran serta itu, LAZISMU menghimpun donasi dan menyalurkannya untuk bangsa Palestina yang tengah tertindas oleh penjajahan dan dan pendudukan Israel.
LAZISMU PP Muhammadiyah sejak sepuluh tahun yang lalu sudah mengkoordinir dan mengerahkan seluruh Wilayah dan Daerah guna berpartisipasi menggalang dana bantuan untuk rakyat Palestina. Demikian pula LAZISMU wilayah Jawa Timur aktif menghimpun donasi kemanusiaan internasional itu. Penghimpunan dilakukan melalui berbagai media dan saluran, seperti Safari Dakwah Syekh Palestina, Surat Edaran PWM Jatim, penayangan video perjuangan rakyat Palestina (online dan offline), roadshow ke sekolah-sekolah, saluran donasi secara digital dan sebagainya.
Selama periode tahun 2019 hingga 2022 LAZISMU telah menghimpun dana untuk Palestina kurang lebih sebesar Rp 30 Milyar, dimana Rp 13 Milyar-nya berasal dari wilayah Jawa Timur. Donasi itu diperoleh dari warga dan Amal Usaha Muhammadiyah serta Ummat Islam secara luas, termasuk pula Instansi, Lembaga, Perusahaan (korporat) dan komunitas masyarakat. Animo ummat Islam untuk berdonasi sangat tinggi terutama ketika terjadi persitiwa insiden, tragedi kemanusiaan dan tindak kekerasan terhadap rakyat Palestina oleh bangsa Yahudi Israel.
Bantuan yang terhimpun itu kemudian disalurkan melalui Lembaga Mitra LAZISMU (IESCU, DQWS, dll) dan jaringan Muhammadiyah internasional (Muhammadiyah Aid) dalam berbagai program seperti Kesehatan, Sosial dan Pendidikan. Dalam bidang Kesehatan telah tersalurkan paket bantuan pengobatan bagi warga Palestina, khususnya di Jalur Gaza yang terkorban serangan bombardier Israel. Warga cacat dan difabel di Palestina juga menerima bantuan paket health kit (perlengkapan Kesehatan) dan pendampingan terapi pengobatan.
Tak hanya itu, kiriman obat-obatan pun juga dilakukan ke Rumah Sakit (RS) yang merawat korban kebiadaban Zionis di jalur Gaza. Pasokan obat-obatan sangat diperlukan warga Palestina karena jalur Gaza wilayahnya diblokade oleh Israel dan negara-negara Barat. Melengkapi sarana transportasi emerjensi bagi pasien, LAZISMU membelikan beberapa unit mobil Ambulance bagi warga Gaza.
Dalam bidang Sosial LAZISMU memenuhi permintaan untuk kebutuhan pangan untuk Palestina. Distribusi bantuan dilakukan dengan menyuplai paket Food (sembako), daging Qurban dan paket bingkisan Kado Ramadhan, untuk keluarga dan anak-anak di Palestina. Walau LAZISMU belum mempunyai Perwakilan di Palestina, Lembaga Mitra dan Relawan Muhammadiyah di tanah para Nabi itu selalu siap membantu.
Dalam bidang Pendidikan, LAZISMU memberikan beasiswa studi (S1-S3) dan dukungan bagi anak-anak penghapal al-Qur’an (Hafidz Qur’an). Selain memberikan beasiswa S1 kepada mahasiswa Palestina yang studi di dalam negerinya (Universitas di Gaza dan Tepi Barat), LAZISMU juga mengundang, memberi beasiswa dan memfasilitasi mahasiswa-mahasiswi Palestina untuk bisa berkuliah jenjang strata dua dan tiga (S2-S3) pada berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia, seperti UMJ, UHAMKA, UAD, UMY, UMS, UMM, UMMakasar, UMSIDA dan sebagainya. Dalam tahun 2022 ini saja puluhan mahasiswa asal Palestina akan berkuliah di Universitas Muhammadiyah.
PP Muhammadiyah melalui LAZISMU juga pernah memberikan dukungan finansial untuk kegiatan diplomasi dan operasional Kedutaan Besar Palestina untuk RI di Jakarta. Akibat blokade Barat dan tersendatnya bantuan dari negara-negara donor, terutama Arab, menjadikan Muhammadiyah sebagai sandaran bagi berlangsungnya aktifitas diplomasi Palestina di dunia internasional.
Dukungan dan bantuan Muhammadiyah bagi rakyat Palestina tak akan berhenti sampai disini saja. Dukungan terus dilakukan sepanjang penderitaan dan perjuangan bangsa Palestina masih terus berlangsung. Hal itu membuat nama Muhammadiyah semakin lama semakin dikenal, tidak hanya nama Indonesia yang lebih dulu tertambat di hati rakyat Palestina. Solidaritas Muhammadiyah Untuk Palestina adalah suatu keniscayaan, karena sesama Muslim adalah saudara, jika satu tertindas atau terluka maka Muslim lainnya pasti akan turut merasakannya juga.
(Aditio Yudono / Sekretaris LAZISMU wilayah Jawa Timur)