Bulan Ramadhan, adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran (permulaan), sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu yang hadir di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,..
(QS. 2 / AL-Baqarah : 185).
Berdasarkan kalender (almanak) yang diterbitkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, bahwa awal puasa Ramadhan 1438 H jatuh pada hari Sabtu tanggal 27 Mei 2017 M. Tentu saja pada hari Jum’at tadi malam tanggal 26 Mei, segenap ummat Islam sudah mengamalkan Qiyamu Ramadhan atau lebih dikenal dengan shalat tarawih dan witir.
Puasa diperintahkan oleh Allah kepada segenap orang beriman setiap bulan Ramadhan datang (bunyi ayat di atas), dengan tujuan agar orang-orang beriman itu dapat meningkat derjatnya menjadi insan-insan muttaqin. (Q.S. 2: 183).
MENYAMBUT BULAN RAMADHAN.
Banyak ragamnya ummat Islam Indonesia dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Ada yang dengan membuat kueh apem, selamatan dengan menu ayam kampung, nyekar ke kuburan atau ritual adat lainnya. Namun yang perlu diperhatikan bahwa semua itu tidak pernah diperintahkan dalam ajaran Islam.
Ramadhan merupakan bulan yang paling istimewa, karena Ramadhan adalah bulan yang agung (Syahrun Azhiim), bulan yang penuh berkah (Syahrun Mubaarak), bulan ampunan (Maghfirah) serta pembebasan diri dari api neraka (Itqun Minannaar). Oleh karena itu kehadirannya perlu disambut dengan gembira namun tetap dalam bingkai Islam, agar dapat memanfaatkan moment istimewa tersebut dengan berbagai amal shalih, shadaqah maupun ibadah lainnya.
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan lainnya, Rasulullah saw. telah menegaskan : “Apabila telah datang bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan dibelenggu syetan-syetan.”
Itulah sebabnya maka dalam bulan Ramadlan, umumnya kaum muslimin lebih giat untuk beribadah serta amal shalih lainnya. Jika di luar Ramadhan orang malas berjamaah shalat, malas membaca Al-Quran serta enggan berinfaq, maka di bulan Ramadhan berubah menjadi giat penuh semangat.
Sebaliknya, kebiasaan berkata atau berbuat jelek berkurang drastis, bahkan ghibah (Jawa = Ngrasani) pada sesama yang biasanya menjadi kegemaran, dapat dihentikan saat Ramadhan datang.
KEUTAMAAN LAIN RAMADHAN.
Pertama, amalan Sunnah dinilai sebagai ibadah wajib. Misalnya; Barang siapa memberi konsumsi untuk ta’jil (berbuka) puasa maka ia akan diberikan balasan pahala seperti orang yang berpuasa. Demikian halnya dengan orang yang mendirikan shalat sunnah di malam Ramadhan (Qiyamu Ramadhan), disejajarkan dengan orang yang berpuasa Ramadlan, yakni diampuni dosanya setahun yang lalu.
Kedua, do’a orang yang berpuasa di bulan Ramadlan mudah dikabulkan oleh Allah, sehingga ayat tentang berdo’a diletakkan antara ayat perintah berpuasa dan perintah i’tikaf di bulan Ramadlan. ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. 2 / al-Baqarah: 186).
Ketiga, pahala amal atau ibadah seseorang dilipat gandakan, terutama kalau saat turunnya lailatul Qadar maka akan mendapat kebaikan lebih baik daripada ibadah seribu bulan, setara dengan hidup penuh ibadah selama kurang lebih 85 tahun. (QS. 97/Al-Qadar: 1-5).
Masih banyak lagi keutamaan bulan Ramadhan dan ibadah di dalamnya, Karena itu mari kita sambut datangnya bulan Ramadhan 1438 Hijriyah itu dengan senang hati, agar dapat memetik berbagai kebaikan serta kemulyaan di dalamnya.
Semoga kita semua diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan dambaan orang-orang yang beriman. Aamiin. AHLAN SYAHRUN MUBAROK. (Syamsun Aly, MA, Wakil Ketua Lazismu Jawa Timur).