Lazismu dan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya Berkolaborasi Dalam Program Stunting di Surabaya Timur

Stunting merupakan kondisi pendek/kerdil dengan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita). Hal itu sebagai akibat kekurangan gizi kronis ataupun infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Penyebabnya bisa dari berbagai faktor, internal maupun eksternal. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya.

Global Nutrition Report 2016 mencatat bahwa prevalensi stunting di Indonesia berada pada peringkat 108 dari 132 negara. Dalam laporan sebelumnya, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari 17 negara yang mengalami beban ganda gizi, baik kelebihan maupun kekurangan gizi. Di kawasan Asia Tenggara, prevalensi stunting di Indonesia merupakan tertinggi kedua, setelah Cambodia.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat penurunan prevalensi stunting di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018). Angka prevalensi Stunting di Jawa Timur hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 mencapai angka 32,7%. Angka tersebut menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Provinsi Jawa Timur masih diatas angka rata-rata prevalensi Nasional. Hasil Riset Riskesdas 2018 di Kota Surabaya menunjukkan penurunan prevalensi stunting sebesar 14,83% selama periode 5 tahun, yaitu dari 23,75% (2013) menjadi 8,92% (2018).

Latar belakang tersebut diatas itulah yang menjadikan Lazismu Jawa Timur berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya. Sejak pertemuan dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya dalam program percepatan penanganan stunting, memiliki komitmen bersama untuk membantu percepatan penanganan stunting. Salah satunya dengan melakukan program pengbadian, yakni “Pojok Sehat Antropometri sebagai Skrining Stunting dan Pengobatan Terbatas Anak Sakit“.

Menurut dr Gina Noor Djalilah, Sp.A, MM, dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya, kagiatan yang akan dilaksanakan pada ahad 17 oktober 2021 di area binaan Puskesmas Kenjeran Bulak Surabaya itu bentuknya antara lain :

1. Pengukuran status antropometri pada anak usia balita
2. Mengetahui prevalensi anak usia balita
3. Deteksi dan skrining status gizi anak usia balita
4. Pemberian edukasi Kesehatan terkait pemeriksaan status gizi anak usia balita.
5. Pengobatan secara terbatas pada temuan anak sakit saat pemeriksaan status gizi anak usia balita
6. Pembagian asupan gizi tambahan anak usia balita.

“Kami menggandeng Lazismu guna pemberian paket nutrisi penuh gizi kepada balita stunting di kecamatan Bulak Surabaya” kata dr Gina ketika dihubungi melalui telepon.

Sementara itu Aditio Yudono, Sekretaris Lazismu wilayah Jawa Timur, menyatakan kesiapan Lazismu dalam program penanggulangan stunting di Jawa Timur.

“Bersama dengan berbagai pihak, Lazismu Jatim senantiasa terbuka dan siap berkolaborasi dalam menebar kebermanfataan, salah satunya adalah penanganan stunting atau gizi buruk pada anak-anak balita. Bersama Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur kami juga bersinergi. Dan bersama Fakultas Kedokteran Unmuh Surabaya kali juga kita berkolaborasi. Semoga kegiatan ini bisa memberikan dampak baik kepada penerima manfaat. Bagi para donatur yang ingin berpartisipasi, silakan menghubungi kami atau transfer donasi melalui rekening Lazismu,” katanya di gedung Muhammadiyah Jatim, Selasa 12/10/2021. (Ddt)

PARTISIPASI DAN DONASI ANDA MENDUKUNG PROGRAM PENANGANAN STUNTING DI JAWA TIMUR.